Teh Tawar atau original tea dalam bahasa
desanya. Minuman yang satu ini biasa lo temuin di warung makan seperti, warteg,
warkop, wardang, warsun, wardah (komestik ini mah?). Minuman yang enak dan
murah meriah ini memiliki warna yang aneh. Orang tua yang sezaman dengan nyokap
gue sering bilang kalau warna minuman ini warna merah padahal sepengelihatan
mata batin gue (mau ngeliat tuyul kali ya) warna minuman ini coklat. Kenapa
mereka menyebut warna minuman ini merah ya? Mungkin karena warna minuman ini
lebih merah dari kembarannya yaitu teh hijau atau mungkin mata gue yang buta
warna. Minuman ini dapat dibuat dari bermacam bahan seperti daun, bunga, buah,
kotoran luwak (kalau yang ini bahan buat bikin kopi), dll. Banyak orang
menggunakan berbagai bahan campuran untuk menikmati minuman ini seperti
menambahkan gula, susu, es batu, jahe, lemon, dan sebagainya, bahkan ada juga yang
menambahkan cincau dan cendol. Tetapi gue lebih suka menikmati original
soalnya kalau beli yang bajakan nanti gambarnya gelap, goyang-goyang, ada
bayangan orang lewat, harganya Rp5.000,- satu keeping, dan kalau rusak enggak
bisa dibalikin pula (korban DVD bajakan). Maksudnya original dari rasa teh
tersebut alias tawar. Apalagi disajikan dengan air panas dengan suhu yang pas,
aroma tehnya makin terasa dihidung. Kalau kata Syahrini aromanya itu cetar
membahana badai gempa bumi tsunami longsor banjir angin tornado, pokoknya semua
bencana alam.
Kenapa teh tawar? Karena teh tawar enggak ada
rasanya alias tawar. Teh tawar terbuat dari daun teh (masa dari daun ganja)
yang biasanya diambil dari bagian pucuk pohon teh. Daun tersebut biasanya
dikeringkan dahulu baru bisa diseduh menggunakan air. Selain dari daun teh ini
bisa dibuat dari bahan lain seperti bunga. Biasanya menggunakan bunga mawar
karena aromanya yang khas dan enak serta warna tehnya lebih pekat. Teh tawar adalah teh sehat karena bebas gula,
tanpa pemanis, tanpa perasa, dan tanpa daun katinon tentunya yang bisa membuat
anda ngeplay (=nge-fly / melayang).
Kenapa minumnya harus teh tawar?
Karena teh tawar itu biasanya harganya cuma Rp1.000 apalagi kalau di warung
padang gratis. Teh tawar adalah alasan kenapa banyak orang bisa tetap bertahan
hidup walau cuma punya duit Rp5.000 untuk makan. Coba lo bayangin saat lo lagi
makan di warung kopi yang nyedian mie rebus telor (ini warung kopi atau warung
mie ya?) yang harganya Rp4.000 sedangkan lo cuma punya duit Rp5.000. Sisa duit
yang lo punya cuma Rp1000 sedangkan harga Es teh manis Rp3.000, Es jeruk Rp3.500,
dan Cappuccino Cincau Rp5.000. Satu-satunya yang bisa lo beli dengan duit seribu
itu cuma teh tawar panas yang harganya Rp500 atau Rp1.000 atau bahkan gratis
kalau diwarung padang. Kenapa enggak minta air putih tawar (boros banget udah putih tawar pula)? Rasa air putih tawar
sama dengan rasa teh tawar yang bedanya teh tawar berwarna. Lagipula kasianlah
masa udah belinya mie rebus minumnya air putih tawar yang berwarna sedikitlah
biar enggak ketahuan gembelnya.
Kenapa namanya teh tawar bukan teh enggak ada
rasanya atau teh aja? Ada sejarahnya kenapa namanya teh tawar. Jadi waktu di zaman
voc terjadi transaksi jual beli tanaman antar orang belanda dengan orang sunda.
Waktu itu si belanda ngeliat si sunda lagi memetik daun teh di daerah puncak,
bogor. Lalu si belanda ingin membeli daun teh tersebut dari si sunda. Jadi dia
melakukan tawar menawar kepada si sunda. Dan terjadilah kesepakatan tawar
menawar itu dan si belanda menamakan teh itu teh tawar karena dia mendapatkan teh
itu dengan melakukan tawar menawar. Karena kalau dia mendapatkannya dengan cara
rampas merampas (apa dah?) nanti nama tehnya jadi teh rampas. Setelah peristiwa
itu maka terkenal nama teh tawar di dunia persilatan wong fai hung. Sampe
dipelosok nusantara dan seluruh dunia. Banyak yang mencoba memplagiat namanya
seperti roti tawar, susu tawar, es jeruk tawar, kopi tawar, dan sebagainya.
Apa kelebihan teh tawar? Kelebihan
tawar tentunya. Halal untuk diminum tentunya kecuali lo campur minuman keras
90% alkohol, autan, dan obat nyamuk. Sehat bagi tubuh karena bisa mengeluarkan racun dalam
tubuh kecuali racun cinta yang telah meracuni cintaku dan cintamu yang terlalul
suci untuk kita lanjutkan (galau lagikan gue). Memiliki aroma yang lezat dan
khas sehingga semakin nikmat untuk diminum. Dan bila diseduh dengan air panas
bisa menghilangkan pedas. Enggak percaya? Gue pernah ngebuktiin ini. Teh tawar
panas bisa menghilangkan pedas karena teh tawar panas itu bukan deodorant yang
bisa ngilangin bau ketiak. Awalnya gue enggak percaya kalau teh tawar panas
bisa menghilangkan pedas tapi suatu ketika gue ngebuktiin itu dengan gagah
berani.
Jadi begini ceritanya, waktu itu gue
coba makan di suatu restoran yang semua makanannya serba pedas bareng keluarga
gue. Gue pilih makanan yang paling pedas diantara yang lainnya dengan
minumannya teh tawar panas tentunya. Setelah beberapa lama dipesen teh tawar
panas gue sampe duluan sebelum makanannya. Teh tawar panas yang gue pesen
ternyata bukan cuma panas lagi tapi mendidih soalnya masih ada gelembungnya seperti
abis dicampur air cucian piring sama odol. Lumayan lama setelah itu dateng
makanannya bersamaan dengan pesanan dengan keluarga gue yang lain. Diantara
makanan yang ada diatas meja itu sepertinya yang paling merah dan paling
tercium aroma pedasnya adalah makanan pesenan gue. Nyokap gue bertanya sebelum
kita semua mulai makan kepada gue. “Abang yakin bisa abisin makanannya? ”,
tanya nyokap ke gue. “Mending dipisahin sebagian dulu takutnya enggak habis, kayaknya
pedes banget. Emang abang kuat?”, mencoba menahan gue yang sudah kelaparan dan
terlalu rakus untuk laki-laki bertubuh kurus yang seperti enggak pernah makan 2
minggu tiga hari 4 jam 35 menit 58 detik. Tapi dengan percaya diri alias PD (bukan
Perang Dunia) gue menjawab, “Tenang ada teh tawar panas bu, kan bisa ngilangin
pedas.” Nyokap gue cuma bisa diam dan memulai makannya. Dimulailah peperangan
gue dengan makanan pilihan gue yang super pedas ini dengan berbekal teh tawar
panas. Keringat gue mulai bercucuran dari dahi sampe dagu gue, seperti orang
abis lari dari monas sampe kebun raya bogor sambil bajunya kebakaran. Mulut dan
hidung gue enggak berhenti bernapas (kalau berhenti namanya mati)
terengah-engah seperti banteng lagi buang air besar tapi susah keluar gara-gara
sembelit. Mata gue berputar seperti jam dinding yang tertawa dan ku
hanya bisa diam dan membisu (lirik lagu jamrud). Walaupun begitu tapi gue tetep
bertahan karena gue makan sambil minum teh tawar panas. Tiga porsi nasi
berhasil gue habiskan dengan sukses. Dan gue juga berhasil membuktikan kalo teh
tawar panas bisa menghilangkan pedas, ha-ha-ha-ha-ha (tertawa jahat).
Akan tetapi ini memiliki efek samping
yang lumayan menyiksa seperti umumnya obat-obat yang dijual pasar. Tengah
malamnya setelah pulang dari restoran, gue terbangun gara-gara perut perih seperti
terbakar. Gue guling-guling di kasur seperti orang kesurupan gara-gara disantet
mantan pacarnya yang diputusin gara-gara dia bukan perempuan. Dan efek samping
berikutnya adalah yang paling menyakitkan adalah waktu gue mau buang air besar
di kamar mandi. Gue coba untuk jongkok di kloset sambil mencoba untuk mengeluarkan
isi perut gue yang keluar mirip seperti bom-bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Waktu mencoba untuk mengeluarkannya adalah detik-detik yang paling menyakitkan
dan paling sulit untuk dilalui. Seluruh otot dan urat gue kerahkan untuk
mengeluarkan bom-bom atom yang sulit untuk dikeluarkan ini. Otot mata sampi
otot jari kaki kelingking gue semua ikut membantu proses pengeluaran ini.
Urat-urat gue berasa mau putus tetapi gue mampu melalui derita ini dengan
berhasil dan tanpa ada bom atom yang tersisa satupun di pangkalannya. Jadi
kesimpulan yang gue dapet dari
pengalaman ini adalah pertama dengerin kata-kata nyokap lo, jangan ngebantah
kalau enggak lo dikutuk jadi batu seperti maling kutang. Kedua teh tawar panas memang
bisa menghilangkan pedas dimulut tetapi bukan diperut. Ketiga kalau lo sakit
perut terus susah keluar segera hubungi mobil sedot tinja biar buang air besar
lo disedot pake mesin sedot tinja. Keempat jangan pernah menyerah sampai titik
darah penghabisan (apa dah?).
Dibalik kesotoyan ayam (=soto ayam) gue tadi,
ternyata gue baru tahu bahwa teh tawar adalah minuman para raja dan ratu
sebelum ditemukannya teh manis. Raja dan ratu zaman dahulu ketika Christopher Columbus
masih jadian sama Kate Middle Ten sekitar 6 bulanan, mereka sering menikmati teh
tawar ketika sedang bersantai disore hari sambil mengitari taman. Para raja dan
ratu sangat menyukai sekali teh tawar karena aromanya nikmat sekali dan cocok
diminum saat sedang santai. Dan alasan yang paling menakjubkan yang membuat
mereka sangat suka sekali teh tawar adalah karena pada zaman itu gula pasir dan
gula merah belum ditemukan. Menakjubkan sekali bukan? (oke skip). Tetapi ternyata
menurut beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan yang sangat sok
tahu, teh tawar dapat membuat saraf dan urat lebih rileks. Saraf dan urat bisa lebih
rileks karena didalam kandungan teh tawar terdapat H2O yang banyak. Dan
juga menurut para orang tua dan dokter dan orang tuanya dokter teh tawar juga dapat
mengeluarkan racun dari dalam tubuh kita kecuali racun tikus yang sengaja kita
makan gara-gara patah hati ditolak gebetan yang udah tiga kali puasa tiga kali
lebaran (seperti bang toyib ini mah) kita deketin abis itu dia menjauh (curhat
lagi bos). Lagipula teh tawar itu teh yang ramah lingkungan karena tidak butuh
biaya yang mahal untuk menikmatinya walaupun dia tidak seramah lingkungan kemabarannya teh hijau yang mendukung prisip go
green melalui warnanya yang hijau dan bisa di 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).
Dan juga kita tidak perlu takut akan penyakit-penyakit berbahaya seperti
diabetes, karena teh tawar dijamin tanpa gula berbahaya dan pemanis buatan
(namanya juga teh tawar kalau pake gula dan pemanis jadi teh manis).